CATATAN HATI SANG DEWI

Rabu, 06 Februari 2013

ANTARA AKU DAN DIA (nelayan)

~ANTARA AKU DAN DIA(nelayan)

Matamu ekor pari tajam menyeringai, ada juga bisa?
Meski beribu dalih terus kudesak seperti ombak
Dahagamu akan puisi tak pernah tuntas menghitamkan waktu
Pada ombak yang mengusirku tiada henti

Kau menginginkan puisi menjadi garam
Menjadi doa-doa atau jimat pengobat luka
Padahal ribuan puisi telah kukirimkan serupa mantra
Perempuan dengan jemari yang terus menujum mimpi
Bayang wajahmu semakin menjelma serpihan api

Lelaki itu memintal gelombang laut
dengan jemarinya, menumbuhkan
karang-karang kebisuan jadi ganggang
biru muda.

Kolam ikan rahasia, katanya.
Nanti, menjelang senja,
diintipnya para bidadari
menjuntaikan selendang,
mencelupkan kaki-kaki putih
tanpa gelang, dan membasuh
kerinduan.

Seperti segelas kopi buatan Ibu, gumamnya
Ada kenikmatan yang berteriak lantang
serupa sayap-sayap tipis ikan terbang,
berdesir di pinggir perahu
yang melaju tenang.

Meruapkan asin kenangan,
menumpahkan sisa-sisa sajak semalam.
Sajak tentang seseorang.
Dia menungguinya dekat menara suar,
menunggu kabar; Berapa lama lagi kau menghilang?
Betapa sepi petualangan,
betapa nyeri telah menyemak ilalang.

0 komentar:

Posting Komentar