CATATAN HATI SANG DEWI

Rabu, 06 Februari 2013

RANJANG ASMARA

Malam bergelora diatas ranjang putih s’mara,
kan ku ciptakan irama dalam nada desah birahi rasa
kedalam kalbu sukmamu,
dengan di terangi temaran cahaya lilin lilin cinta
yang kan membuat romanties suasana
dalam hati kita berdua…..
kubisikkan lembut ke daun telinggamu,
lalu kau mainkan getar getar
dawai kasmaran hatimu
yang mengetarkan langit
dan menguncang tanah bhumi,
sambil ku gumankan kata kata mesra merayu
sambil kupeluk hangat tubuh indahmu
dengan api gairah cinta yang membara

derai wangi hujan bunga melati
bercampur wangi aroma rempah rempah
turun datang berhamburan dengan mesra,
saat kau lintangkan kaki indahmu
melingkar manja dipinggangku
dan kita berdua saling berhadapan
penuh dengan rasa kasmaran,
kau rangkulkan kedua tanganmu
memeluk hangat kepundakku
sesekali kau lepaskan
rangkulan jari jari lentik lenganmu,
tuk menikmati suasana birahi kasmaran
yang aku ciptakan hanya untukmu,
lalu kedua tangan putih mulusmu,
coba menahan di rentang dada perkasaku
hingga leleh keringat birahi
membasahi tubuh kita berdua,
dan aku kecup penuh gairah rasa
lengkung bibirmu nan merekah
bak bunga mawar merah cinta,
kemudian kita berdua larut
dalam senggama asmara dewa dewi
diatas ranjang putih s’mara rasa…

bulan nampak memerah semu parasnya
bersembunyi dan mengintip malu malu
dalam kelambu tipis awan dini hari,
saat aku duduk ditepian ranjang asmara
dan kedua kakiku,ku pijakkan
pada muka t’latah tanah
dan kau berdiri dihadapanku
sambil menciumiku dengan mesra
serta manja pada bibirku
lalu dengan perlahan serta lembut
tubuh indahmu duduk perlahan
diatas pangkuan perkasaku
hingga yoni menembus lingga
dan membuncah dalam birahi rasa
dalam denyut sedu sedan berulang ulang

dingin teretes embun jatuh berderai
memcumbu mesra diatas
muka daun daun bunga cempaka,
menjilati putik sari penuh birahi,
ketika aku memiringkan tubuhku kekiri
tuk memeluk hangat tubuh mulus putih indahmu
yang kau memiringkan kearah kanan,
agar lingga dan yoni kita berdua
dapat bersatu dalam satu irama
desah nafas birahi diatas ranjang putih s’mara
sambil di iringi gending hati asmaradana
yang mengalun di atas langit dini hari…
dan sepasang burung perenjak
yang sedang asyik memadu cinta
hanya bisa terdiam diatas atap kamar cinta
menikmati hembusan nafas kita berdua
yang saling memburu rasa….

dalam dekapan peluh birahi rasa,
kugumankan lembut ke telinggamu
kalimat kalimat s’mara cinta ;
“ malam ini diatas ranjang putih s’mara
t’lah ku lukiskan cinta yang membara
kedalam rasamu..
dengan tinta bening
yang menetes dari dalam pena s’maraku
ke dinding lingga kasmaranmu,
coba kau dengar debar debar
dalam jantungmu berdenyut begitu kencang
dan deru nafasmu yang memburu tak beraturan
bagai deru ombak birahi yang datang menjilati
bibir pantai berpasir putih,
serta menghempaskan rasamu ke alam surgawi,
hingga kau mendesah histeris
tersaput deras gelombangnya
hingga fajar terbit di ujung batas langit cakrawala "
RANJANG PUTIH S’MARA

    Malam bergelora diatas ranjang putih s’mara,
    kan ku ciptakan irama dalam nada desah birahi rasa
    kedalam kalbu sukmamu,
    dengan di terangi temaran cahaya lilin lilin cinta
    yang kan membuat romanties suasana
    dalam hati kita berdua…..
    kubisikkan lembut ke daun telinggamu,
    lalu kau mainkan getar getar
    dawai kasmaran hatimu
    yang mengetarkan langit
    dan menguncang tanah bhumi,
    sambil ku gumankan kata kata mesra merayu
    sambil kupeluk hangat tubuh indahmu
    dengan api gairah cinta yang membara

    derai wangi hujan bunga melati
    bercampur wangi aroma rempah rempah
    turun datang berhamburan dengan mesra,
    saat kau lintangkan kaki indahmu
    melingkar manja dipinggangku
    dan kita berdua saling berhadapan
    penuh dengan rasa kasmaran,
    kau rangkulkan kedua tanganmu
    memeluk hangat kepundakku
    sesekali kau lepaskan
    rangkulan jari jari lentik lenganmu,
    tuk menikmati suasana birahi kasmaran
    yang aku ciptakan hanya untukmu,
    lalu kedua tangan putih mulusmu,
    coba menahan di rentang dada perkasaku
    hingga leleh keringat birahi
    membasahi tubuh kita berdua,
    dan aku kecup penuh gairah rasa
    lengkung bibirmu nan merekah
    bak bunga mawar merah cinta,
    kemudian kita berdua larut
    dalam senggama asmara dewa dewi
    diatas ranjang putih s’mara rasa…

    bulan nampak memerah semu parasnya
    bersembunyi dan mengintip malu malu
    dalam kelambu tipis awan dini hari,
    saat aku duduk ditepian ranjang asmara
    dan kedua kakiku,ku pijakkan
    pada muka t’latah tanah
    dan kau berdiri dihadapanku
    sambil menciumiku dengan mesra
    serta manja pada bibirku
    lalu dengan perlahan serta lembut
    tubuh indahmu duduk perlahan
    diatas pangkuan perkasaku
    hingga yoni menembus lingga
    dan membuncah dalam birahi rasa
    dalam denyut sedu sedan berulang ulang

    dingin teretes embun jatuh berderai
    memcumbu mesra diatas
    muka daun daun bunga cempaka,
    menjilati putik sari penuh birahi,
    ketika aku memiringkan tubuhku kekiri
    tuk memeluk hangat tubuh mulus putih indahmu
    yang kau memiringkan kearah kanan,
    agar lingga dan yoni kita berdua
    dapat bersatu dalam satu irama
    desah nafas birahi diatas ranjang putih s’mara
    sambil di iringi gending hati asmaradana
    yang mengalun di atas langit dini hari…
    dan sepasang burung perenjak
    yang sedang asyik memadu cinta
    hanya bisa terdiam diatas atap kamar cinta
    menikmati hembusan nafas kita berdua
    yang saling memburu rasa….

    dalam dekapan peluh birahi rasa,
    kugumankan lembut ke telinggamu
    kalimat kalimat s’mara cinta ;
    “ malam ini diatas ranjang putih s’mara
    t’lah ku lukiskan cinta yang membara
    kedalam rasamu..
    dengan tinta bening
    yang menetes dari dalam pena s’maraku
    ke dinding lingga kasmaranmu,
    coba kau dengar debar debar
    dalam jantungmu berdenyut begitu kencang
    dan deru nafasmu yang memburu tak beraturan
    bagai deru ombak birahi yang datang menjilati
    bibir pantai berpasir putih,
    serta menghempaskan rasamu ke alam surgawi,
    hingga kau mendesah histeris
    tersaput deras gelombangnya
    hingga fajar terbit di ujung batas langit cakrawala "

0 komentar:

Posting Komentar