skip to main |
skip to sidebar
Jika malam nanti ada hujan
Itu airmataku yang tumpah
Biarkan saja, ia bukan luka
Cuma penanda keletihan
Jika malam nanti bulan padam
dan laut hanya diam
Itu petanda hatiku tengah gulita
Lupakan saja, ia bukan derita
Cuma aroma bunga tanjung
Dari tubuh yang mulai renta
Jika malam nanti ada airmata
Percayalah aku tidak apa-apa
Tinggalkan saja, besok pasti ada angin
dan perahu kembali berlayar
Aku hanya butuh teluk
Bagi nasib yang kian menua
Berlabuh disana dengan satu keyakinan
kekasih...
biarkan jemariku melukismu dengan indah
diatas kanvas dada bidangmu
akan ku toreh warnawarna indah dengan kecupan lembut
dan izinkan aku mengaduk warna sesukaku
semalam ini saja
Dan jika aku tidak mampu meneruskan lukisanku
bantulah aku dengan tarian jemarimu
tuntunlah genggamanku ke skesta yang kita inginkan
liukkan gemulai kuas cinta yang tercampur warna asmara
seiring irama desah yang sayup sampai
kekasih...
ku ingin kau juga melukis di kanvas ragaku
dengan bilur keringat asmara yang menyejukkan rasa
biar aku tau indah lukisannya
ajarkan aku semalam ini saja
Kepadamu malam..
Ingin kusampaikan kabar hatiku
Selaksa rentak dan debar tak berirama
Mengusik satu ruang dalam hatiku
Gelisahnya aku...mengapa?..entahlah
Kepadamu malam..
Ingin kutanyakan padamu
Adakah kabar yang disampaikan bayu untukku
Tentang rindu dan harap jelang hatiku
Dari ruang dan selasar hati kekasih yang pergi
Berdukanya aku..ahhh...selalu
Dibilik tampa cahaya lampu ku urai kisah dalam pejam
Menghabiskan waktu bersama kelam
Kepadamu malam.
Kupinta satu harap padamu
Jangan senyapkan aku walau kau bergelap sendiri
Yang meredam sakit tiada tara
harapan seakan menjulang langit
tapi kasih tiada sampai
putus yang tak akan tersambung
biarlah berpusara selamanya
tidaklah berlanjut surut
pada rasa yang sudah diberi
biarlah karam dalam badai lautan
tidaklah nasib beruntung
mungkin suratan dari dulunya
biarlah kasih tidak disambung
dari pada batin tersiksa
wahai kekasih
dengarlah ratap hati nelangsa
kusurutkan langkah menggapai hati
rangkai hati tinggallah masa
pergi kasih tinggalah sayang
entah kapan masa bersua
kutundukkan wajah
sembunyikan linangan air mata
Benar ternyata,
senja ini mampu buai seluruh peluh
di rona jingga yang tak terlalu sempurna
bayu meliuk pucuk ilalang gersang
ber-andai di antara kelelahan
nikmati kenyamanan sekejap tanpamu beban
biarkan anganku berkelana panjang
jangan hentikan!
perintahku pada tugastugas ku yang sedikit terabaikan
nanti lagi kujamah kau sebagai kewajibanku atasmu
biarkan aku dengan senjaku...
Biarlah tidak dari semula
dari pada menanggung siksa
sunyilah malam sunyilah hati
Dingin menikam ke sudut hati
seperti mau putus jantung dan hati
kekasih hati enggan mau apalagi
mungkin untung
yang tidak ada
seperti nyawa pulang kebadan
tangis terpaksa ditelan
tawa dinampakkan jua
seperti hidup ada yang hilang
bulan yang terang,sembunyilah kebalik awan
biar tak nampak air mata menggenang
melayang pandang ke langit tinggi
kupandang bulan tertutup awan
seperti air mata jatuh kedalam
bintang diharap kapan kan terang