CATATAN HATI SANG DEWI

Jumat, 18 April 2014

SENYAP HATI

sepertinya jemu menghampiri
sementara malam belumlah larut
sunyi memanglah sunyi
dinginnya malam sisa hujan tadi sore
menambah senyapnya hati

seperti halnya kamu
yang mungkin jemu dengan beragam untaian sapa
dalam pandang kau diam
hanya helaan nafas terdengar olehmu sendiri
sementara aku juga dalam helaan panjang..aahhh

kemana angan ku lambungkan
jika tak ada yang pasti melintas diingatan
lalu lalang bak kendaraan dijalan raya
jemukah atau hanya sekedar lelah..

LELAH

dan pada akhirnya jatuh jua di pembringan hati
lelah netra memcoba menjamah bayangmu
tak jua sesimpul senyum kudapati
hanya wajah diam tampa seri

pada akhirnya kuputuskan sendiri
apakah aku akan terus menanti atau memejamkan mata
karna ku tau segulali senyum di bibir bukan untukku
seperti biasa ku jengah dan berlalu

malam hampir usai menjelang dini
tak akan ada apa apa dan tak akan terjadi apa apa
semilir angin malamlah yang akan selalu membelaiku
dan selimut kabutnya yang akan melenakanku
bukan kau..

''goodnight..see u later''

BEDEBAH RINDU


inilah yang namanya bedebah
ya..bedebah rindu
aku benci itu karna menyiksaku
kenapa tak sirna saja

iya..inilah egoku
peduli apa aku dengan pikirmu
tak akan mengubah keputusanku
sakit sekalipun didalam sini
karna masih saja ada rindu yang ku sebut bedebah
ya...bedebah rindu

muakkah kau padaku..?
peduli apa aku dengan muakmu
aku akan terus melenggang pergi dengan keras hatiku
walau aku akan kaku beku tampa hangatmu

seperti saat lalu
aku sanggup berdiri tampa siapa siapa
dan ku yakin kali ini aku pastilah masih bisa
jika kau tanya ''bagaimana bisa..?'
jawabku hanya sepatah sebaris kalimat saja
''karna rindu itu akan ku jadikan bedebah''
ku sakit karnanya

''bedebah rindu''

RONDEVOUZE

masihkah ada sebuah hati yang penuh sayang
dan dada bidang tempat bersandar kala gundah
tangan kekar yang merangkul kala takut melanda
dan setangkaimawar sebagai lambang cinta
masihkah?

''rondevouse''

KABAR ANGIN

begitulah kabar angin
menebar prasangka dan duga cela
kemana kebaikan sekalipun dalam pikir
hujat melambung bak awan di langit
begitulah hati tersungkur
menahan geram dan perih
tak ada manis obat penawar
hanya secawan sindiran menjumawa
begitulah malam merangkai kisah
dari hari kehari selalu salah
riwayat yang dilakonipun tak bernohtah

belumlah sempurna bulan
untuk memohon sebias sinarnya

PAGI

pun pagi berselimut kabut
menghantar embun bergulir tamba bias mentari
jatuh sendiri ketanah rekah
dan kemudian sirna tampa makna
pun ketikaku melihat lukisan taman
dari jendela buram penuh sketsa uap
tak ada keindahan selain liukan sepoi menerpa setangkai kembang
tak ada tarian kupu kupu dan celoteh kumbang
sepi dan muram
pun ketika hati mulai mengingat
selintas kenang yang masih menjumawa di ingatan
terasa nyeri kala sedesir aliran mengerus nadi
entah kisah bermuara dimana
pun dalam diam
seujar doa terucap dalam pejam
'berbahagialah..semoga''

BULAN KESENDIRIAN

redup rembulan di pangkuan mega hitam
menepi sendu dibalik kelam
menangis diam diam
bulan diam kesendirian
tak sepijar suar memancar sinar
bulan menangis diam diam

MALAM YANG MENJENGKELKAN

nilah malam dengan segala misterinya
malam yang kini menyisakan segaris senyum tipis rembulan
masih dengan kisah kisah hati yang nelangsa
setidaknya begitulah yang tersirat dari guratan aksara
bagaimana dengan hatimu..?
juga bagaimana dengan hatiku..?
tak akan ada yang tau kebenaran yang tersirat didalamnya
kisah demi ksah terbaca
sebuah kemunafikan masihlah menjumawa
disatu sisi tersurat aksara illahi
disisi lain terurat aksara birahi
itukah bagianmu..?
begitu menjengkelkan!

KEMBALI DIAM

menari2lah kau dalam senandung pencintamu
bisikkanlah kata2 indah pada mereka
itu lebih baik dari pada kau mengingatku
karna taka ada apa2 disini

hati ku kian beku
bertumpu pada bibir kelu
diam hening membatu
aku tergugu kelu

dilembah hati nan sunyi
hanya disana ku senandungkan sendu
tentang rindu yang mengabu biru
tentang sakit yang kian lebam membiru

segenggam kasih terburai bak pasir di genggaman
di kejar hempasan ombak yang tak pernah rela
aku diam..kembali diam

SENJA DI BATAS RINDU

sekelumit senja mengisahkan gumawan hati
masih tentang rindu terbias jingga
merentang antara mimpi dan terjaga
mengarsir wajahmu di pelataran senja

masihlah kisah membekas dihati
tentang tarian aksara dewa di belantara jiwa
mengisahkan selaksa untaian rasa hati
tapi kini terbengkalai tampa usai tampa jeda

tampak wajahmu diam membisu
entah apa yang terbersit dihatimu
apakah rindu ataukah duka
ataukah juga ingin melupakan ingat dalam kedipan mata

ku tau arsiran wajahku tak ingin kau lihat
walau dalam mimpi sekalipun
tapi ku tau..namaku masih kau ingat jelas
walau tidak kau katakan

MALAM SEPERTI MALAM KEMAREN

Malam seperti malam kmaren
Brselimut kabut mendung
Entah kemana prginya bintang
Biarkanku dalam gigil

Malam seperti yang lalu
Sendiri tampa ditemanimu
Tak ada suaramu yang memanggilku
Lupakah kau padaku

Jiwaku berkelana sendiri
Entah kan kembali
Atau kan membiarku terkapar
Terpasung di lembah hati nan sunyi

KISAH HATI

perlahan...semakin pupus senyum rembulan
rintik rintik hujan menangisi kelu di sabitnya
deru menderu memekak telinga bayu bertiup kencang
seolah memaksa rembulan untuk segera pergi

kini..ini cerita tentang hati
tak berbeda jauh panggang dari api
abaimu seolah usir rasa
tak mengapa bila masa sudah ditentukan

esok jika mentari bersinar
maka mulailah membakar

SEPENGGAL HITUNGAN HARI

hanya hingga malam ini
mempercepat usai meninggalkan
biarkan saja tampa akhir
karna memang sudah berakhir
ku penggal hitungan hari
hanya sampai dini ini saja
tak akan ada esok lagi
kau melihatku atau aku melihatmu
biarlah habis masa dalam duka

GEMING HATI

tak bergeming hati
tak ada riuh di desiran angin malam
tak ada debur di ombaknya hati
tak ada apa apa
sisa kelu di pematang jiwa
sisa sendu di ceruknya nurani
sisa beku di gumpalan hati
sisa nanar menatap ujung kelam
bulan purnama menunggu hari
seperti biasa menyulam mimpi

LEMBAH SUNYI

Ku kibaskan jemari dan mulai menari di atas tombol2 maya
Kembali membaca dan menulis aksara2 yang entah ada maknanya
Andai menjadi menjadi Kalimat..ingin ku persembahkan padamu
Andai ada artinya buatmu..ingin kau pahami apa maksud hatiku
Mentari diluar sana begitu indah dengan sinarnya
Hangatkan raga yang sedikit mulai renta
Kau....
Andai kau ingin melihatku
Datanglah kala senja tiba
Aku akan ada antara lembayung senja berwarna jingga
Saat ini..
Izinkan aku luapkan setangkup hati dalam semedi suciku
Di Lembah hati nan sunyi....

PURNAMA


dalam semadi suci puja dewa dewi
di bawah gerimis dan samar purnama
bait bait mantra hati kembali merapal nujum
merampung rindu dan meraup kedada
gemulai liuk raga dalam diam
melentur sendi sendi demi sebuah hati
yang berduka dalam keranda kisah
duhai hati yang terbelenggu
lepaskanlah rantai duka yang melilit sukma
sekali lagi ingin ku peluk bintang dengan samar rembulan
walau ku tau ini akan sia sia
duhai malam yang menyembunyikan selaksa misteri
sekali ini saja ingin ku masuk kedalamnya
mencari kembali jarum dan benangku
untuk menyulam kasih yang masih tersisa

SEPENGGAL MALAM

sepenggal malam makin beranjak kelam
perlahan sunyi mulai merayap dengar
hingar bingar sirna berganti gemerisik dinding lusuh dirumun rayap
sejenak netra ku pejam sekedar meresapi hening

bias purnama mulai sekeping diselimuti awan
tak ada sekerlip bintangpun mencandai
lalu bagaimana kisah hati dimalam sunyi
masihkah menjamah nurani?

Ya Robb yang Maha Suci
jika lenaku nanti ku terlupa menyebut asmamu
ampuni dan biarkan aku masih terjaga esok hari
menanti ciuman mentari dan memberikan pelukan hangatnya... amiin

Sabtu, 05 April 2014

SEPERTI BIASA

Malam seperti malam kmaren
Brselimut kabut mendung
Entah kemana prginya bintang
Biarkanku dalam gigil
Malam seperti yang lalu
Sendiri tampa ditemanimu
Tak ada suaramu yang memanggilku
Lupakah kau padaku
Jiwaku berkelana sendiri
Entah kan kembali
Atau kan membiarku terkapar
Terpasung di lembah hati nan sunyi