CATATAN HATI SANG DEWI

Minggu, 12 Mei 2013

KATA CINTA

KU JEMUR SEGALA DUKA

Seperti juga aku
Masih seperti malam yang lalu
Membaca syair bersuluh kunangkunang
Angin dingin memaksaku berkalikali
Membunuh rindu
Bilamana matamu menetesi sukmaku
Maka bergegas menengok awan

Sebisabisanya kutengadahi langit
Adakah walau sebiji bintang ?

Syair membasah di jelagamalam
Untai demi untai kujemur di ayatayat zikir
Kujemur segala duka

Rabu, 01 Mei 2013

JIKA

jika malam ini aku terlelap
maka saat itulah hatiku sedikit damai
dan melewati batas sebuah kesabaran
dari ribuan goresangoresan perih

jika malam ini aku masih terjaga hingga fajar
maafkan aku yang masih belum mampu
memberikan sedikit ruang untuk kau isi
dengan segala janji dan tutur manismu

dan jika aku diam dalam kesendirian
maka saat itulah aku mencari jalan untuk pergi
menjauh dari aksaraaksara rindu juga harap
dan yang tersisa hanya sebuah aksara pedas

dan saat ini aku tidak tau harus bicara apa padamu
pikiranku dipenuhi rumusrumus yang membuatku sakit
dan maafkan aku jika hanya ada kalimat pendek
untuk memulai dan mengakhiri sebuah percakapan

BENANG MERAH

langit hitam berbenang merah
halilintar bergetar menebarkan tebaran getar
Lautan berbingkai melukis mati
bumi berajah api membakar hati
hutan berimba cahaya menyilaukan rasa
halilintar menyambar melontarkan kabar mati
sementara gerimis mempercepat kelam
menyinggung muram desir lari terpontang
tidakkah ada angin syahdu berdendang bersenandung
bait demi bait terlantun
kala jeda saat petir berkumandang
biar seulas senyum mengambang kala mata terpejam

SENJAKU LENGANG MEMBURU PETANG


Waktu itu memburu, lalu lengang.
Dan tinggalah sisa-sisa senja menghadang perihnya hening.
Kerap kali di suatu petang.
Entah rona jingga ada atau mendung yang menghitam
Angan mengerayap mengendalikan sekedar emosi yg tertimbun.
Menyesakkan dada dan menegangkan otot kepala
Senyum kaku tertampar bekas bungah yg pernah terdampar.
Pucuk ara tertawa menggoyangkan setetes embun senja.
Dan alunan payau membisik pilu.
Dimana kau? aku ingin kau disini
Sekedar ingin bercengkrama denganmu malam ini.
Mengharap waktu secepat kilat menghantarkan ku padamu
Kekasih yg terbungkus selubung awan.
Lembut meneduhkan riakan gundah.
Kini sirna tertiup bayu
Entah tersangkut didahan mana
Senjaku lengang memburu petang